APACH13 ANTI PLAGIAT?

Manajer Band lokal asal Aceh, Apache13, Akmal mengatakan, selama ini banyak musisi yang memilih cara cepat untuk mendongkrak karir. Namun untuk Apache13, lebih memilih tampil original memperkenalkan karya-karya sendiri tanpa melakukan plagiat.

“Menurut kami musik itu hanya sebuah media. Bagaimana Apache 13 hari ini  bisa melahirkan karya-karya original ke depannya. Selama ini kita melihat banyak musisi yang baik, tapi mereka lebih memilih cara cepat, dengan memilih musik orang lain tanpa membuat karya sendiri,” kata Akmal, Minggu (5/2/2017).


Ia melanjutkan, Apache13 memiliki keunikan tersendiri. Dalam hal ini, bukan ketenaran yang mereka lihat, tapi hasil karya.

Artinya, anak muda di Aceh dulunya kurang menyukai musik berbahasa Aceh. Namun sekarang, dengan hadirnya Apache 13, lagu dengan bahasa Aceh sudah mulai digemari.

“Apache tidak hanya sebuah grup musik, tapi juga memiliki prinsip untuk beramal. Selain menghibur, juga ada nasihat-nasihat dalam syair lagunya. Beberapa bulan lagi, kami juga akan meluncurkan sebuah film,” ujar Akmal. Sedangkan pendiri sekaligus vokalis Apache13, Nazar Alam Syah kepada GoAceh mengatakan, saat ini mereka sangat bahagia karena karya-karyanya bisa diterima oleh masyarakat Aceh.

Apache13 merupakan grup musik yang dibentuk pada 2013. Mereka mulai dikenal setelah sering mengisi acara hiburan di kampus, warung kopi dan saat aksi peduli sosial. Musiknya orisinil dan baru, beraliran Folk, Ska, dan fun musik. Namun, mereka sering menyebutnya aliran Apache.

Comments

Popular Posts